Lombok Utara - Becek dan berlubang merupakan langganan bagi jalan Boyotan-Melepah, Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, Kab. Lombok Utara pada musim hujan, namun di musim hujan kali ini jalan tersebut putus setelah diguyur hujan pekan kemarin.
Putusnya jalan tersebut disebabkan tanggul badan jalan tidak kuasa menahan beratnya air, sehingga tanggul badan jalan ambruk dan membentuk lubang dengan kedalaman 7 meter dan lebar 15 m. Hampir semua badan jalan ludes ambruk, kini jalan tersebut hanya bisa dilewati sepeda motor, sedangkan roda tiga dan roda empat jika ingin ke Dusun Melepah dan Kelanjuan harus muter melewati Desa Dangiang.
Jalaudin, Kepala Dusun Melepah mengatakan, jalan ini merupakan jalur utama bagi masyarakat setempat. Disamping itu, jalan ini juga merupakan jalan penghubung tiga desa yaitu Desa Gumantar, Dangiang dan Desa Sesait. Semenjak jalan ini putus roda tiga dan roda empat tidak bisa melwatinya. Hal ini yang menghambat pendistribusian hasil pertanian maupun perkebunan masyarakat setempat, seperti ubi yang siap dikirm. Akibatnya ubi yang terlalu lama kemudian membusuk karna terlalu lama di dalam karung.
“Jika kita melalui jalan Desa Dangiang, itu terlalu jauh dan memutar, ditambah lagi di ujung jalan menuju kearah ini becek dan berlumpur sehingga sulit dilewati oleh kendaraan,”tandasnya.
Melihat phenomena ini, masyarakat Melepah dan sekitarnya berharap agar Pemerintah Daerah segera menangani masalah ini, bila perlu jalan Boyotan-Melepah ini di aspal.
Kepala Desa Gumantar Japarti mengaku, pihaknya beberapa waktu lalu bersama Kepala Dinas PU KLU sudah menyurvei jalan tersebut dan segara akan menangani masalah ini. Japarti meminta kepada warga setempat untuk sama-sama membantu pemerintah memperbaiki jalan tersebut agar aktif kembali.
Untuk sementara, jalan Melepah-Boyotan itu hanya dipasangkan ranting pepohonan dan potongan bambu oleh warga setempat agar para pengguna jalan berhati-hati. (Haerul Basri) www.suarakomunitas.net
Putusnya jalan tersebut disebabkan tanggul badan jalan tidak kuasa menahan beratnya air, sehingga tanggul badan jalan ambruk dan membentuk lubang dengan kedalaman 7 meter dan lebar 15 m. Hampir semua badan jalan ludes ambruk, kini jalan tersebut hanya bisa dilewati sepeda motor, sedangkan roda tiga dan roda empat jika ingin ke Dusun Melepah dan Kelanjuan harus muter melewati Desa Dangiang.
Jalaudin, Kepala Dusun Melepah mengatakan, jalan ini merupakan jalur utama bagi masyarakat setempat. Disamping itu, jalan ini juga merupakan jalan penghubung tiga desa yaitu Desa Gumantar, Dangiang dan Desa Sesait. Semenjak jalan ini putus roda tiga dan roda empat tidak bisa melwatinya. Hal ini yang menghambat pendistribusian hasil pertanian maupun perkebunan masyarakat setempat, seperti ubi yang siap dikirm. Akibatnya ubi yang terlalu lama kemudian membusuk karna terlalu lama di dalam karung.
“Jika kita melalui jalan Desa Dangiang, itu terlalu jauh dan memutar, ditambah lagi di ujung jalan menuju kearah ini becek dan berlumpur sehingga sulit dilewati oleh kendaraan,”tandasnya.
Melihat phenomena ini, masyarakat Melepah dan sekitarnya berharap agar Pemerintah Daerah segera menangani masalah ini, bila perlu jalan Boyotan-Melepah ini di aspal.
Kepala Desa Gumantar Japarti mengaku, pihaknya beberapa waktu lalu bersama Kepala Dinas PU KLU sudah menyurvei jalan tersebut dan segara akan menangani masalah ini. Japarti meminta kepada warga setempat untuk sama-sama membantu pemerintah memperbaiki jalan tersebut agar aktif kembali.
Untuk sementara, jalan Melepah-Boyotan itu hanya dipasangkan ranting pepohonan dan potongan bambu oleh warga setempat agar para pengguna jalan berhati-hati. (Haerul Basri) www.suarakomunitas.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar