Sabtu, 01 Maret 2014

Desa Gumantar Kaya Akan Peninggalan Budaya

Lombok Utara - Desa Gumantar merupakan salah satu desa dari 8 desa yang ada di wilayah Kecamatan Kayangan yang memiliki segudang peninggalan budaya yang hingga kini masih lestari. Dimana desa ini, dulunya merupakan pecahan dari desa Selengen.

Sejak berdirinya menjadi daerah otonom baru, dengan Surat Keputusan Bupati Lombok Barat, nomor : 1105 tahun 1998 silam, desa ini telah banyak melakukan perubahan, baik dalam bidang pemerintahan, pembangunan maupun dalam bidang kemasyarakatan.

Berdirinya Desa Gumantar ini, tidak terlepas dari perjuangan panjang para tokoh masyarakat di wilayah yang dikenal kental nuansa adat budaya lokal ini. Dimana di wilayah itu terdapat dua buah dusun tradisional yang memiliki peninggalan sejarah berupa Mesjid Kuno di Dusun Gumantar dan Bale Adat Pagalan di Dusun Dasan Beleq yang masih lestari hingga kini.

Pemberian nama Gumantar didasarkan atas gabungan dua suku kata yang saling berhubungan yakni kata ‘Guma’ singkatan dari ‘Gumana (Sengaja)’ dan kata ‘Antar’ yang berarti ‘Mengantar’. Jadi arti harfiah Gumantar adalah ‘Gumana Mengantar’ (Sengaja Mengantar).

Kepala Desa Gumantar Japarti yang pada tanggal 23 Februari 2014 mendatang genap menjabat satu tahun ini menyatakan, dan Devinitif tahun 2000 dengan SK.Gubernur NTB nomor 394/2000 tanggal 15 Maret 2000, telah banyak perubahan yang telah dilakukannya.

Dikatakan, Kantor Desa Gumantar ini didirikan dengan peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Camat Bayan Drs Subartono pada tanggal 5 Agustus 1999 dan Kepala Desa waktu itu di jabat oleh Sa’at. Waktu itu Desa Gumantar masih menjadi bagian Kecamatan Bayan dan belum menjadi bagian wilayah Kecamatan Kayangan.

Desa Gumantar yang memiliki luas 3.860 Ha dengan jumlah penduduk 5.942 jiwa,1.634 KK serta kepadatan penduduknya 0,729 /km itu, telah terbentuk secara resmi dengan Surat Keputusan Bupati Lombok Barat No. 1105/1997 sebagai Desa Persiapan, yang dikuatkan dengan Surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat No. 103 tahun 1998, maka sejak itu, Desa Gumantar secara otomatis juga resmi pisah dengan Desa Induknya Selengen. Adapun pejabat Kepala Desa Gumantar sejak terbentuknya tahun 1997 silam, antara lain Sa’at (1997-1998), Rumedi,S.Pd (1999-2007), Mahit (2007-2013) dan Japarti (2013-sekarang).

Desa Gumantar memiliki banyak peninggalan budaya yang masih asli ini berbatasan dengan Desa Dangiang di sebelah barat, Desa Selengen di sebelah timur, Laut Jawa di sebelah utara dan Hutan Taman Nasional Gunung Rinjani di sebelah selatan.

Desa Gumantar memiliki curah hujan rata-rata 2000 mm/th, suhu rata-rata 28-35 derajat Celcius dan ketinggian 0,25 meter dpl.Dengan potensi SDA dan curah hujan yang cukup, maka desa ini juga memiliki potensi unggulan yang terus dikembangkan, seperti wisata alam air terjun Tiu Ngumbak,Mata air Lokok Bikuk, Hutan adat,Mesjid Kuno, rumah adat desa beleq dan komoditas lainnya seperti komoditas hasil perkebunan,komoditas hasil HKM,komoditas hasil pertanian dan peternakan. Selain itu, potensi yang menjadi andalan desa ini yang terus di lestarikan adalah upacara ritual Maulid Adat yang dilaksanakan setiap tanggal 15 Rabiul Awal tiap tahun (setiap bulan Purnama bulan Maulid).

Untuk meningkatkan sosial ekonomi masyarakat,Pemerintah Desa Gumantar dari tahun ke tahun terus melakukan pembangunan di segala bidang.Hal ini semata-mata dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Selama periode kepemimpinan Japarti, telah banyak program pembangunan dilakukan, diantaranya; Listrik masuk desa untuk 7 dusun (Melepah,Kelanjuhan,Paok Gading,Gumantar, Dasan Tereng,Dasan Beleq dan Tenggorong), Pengaspalan jalan jurusan Amor-Amor ke Kantor Desa Gumantar sepanjang 2,5 km, Drainase melalui program PNPM jalan jurusan Boyotan Asli- Melepah, Irigasi kecil untuk P3A Pawang Kates bantuan Pemda Provinsi NTB (Dinas PU) sebesar 178 juta dengan swakelola, Jalan Usaha Tani (JUT) di dua tempat ( 1 km jalan Peteran Melepah dan 1 km jalan lingkar Pawang Baturan), Rehab Rumah Adat tradisional Dasan Beleq 10 buah, 1 unit MCK dan 1 buah berugak permanen saka empat (bantuan Dinas Pariwisata KLU tahun 2013), Pembangunan Puskesdes (Pusat Kesehatan Desa) di Dusun Gumantar menggunakan dana APBD KLU sebesar 200 juta rupiah lebih, serta pembangunan Drainase untuk 5 dusun (Boyotan Asli, Dasan Beleq,Melepah, Kelanjuhan dan Gumantar) dan pembangunan jembatan untuk Dusun Dasan Tereng. “Pembangunan Drainase ini menggunakan dana ADD sistem giliran,”kata Kades Japarti yang di benarkan Sekdes Ihsan.

Selain program itu, terdapat program yang tidak kalah penting juga turut dikuatkan, yaitu Di bidang keagamaan juga turut menghiasi program kepemimpinan Japarti, yaitu program pengajian umum tingkat Desa Gumantar yang digelar setiap bulan pada minggu pertama di pusatkan di Musholla Kantor Desa dibawah asuhan TGH Sukarman Azhar Ali pimpinan Ponpes BUS Santong.

Sedangkan untuk program yang akan dilaksanakan pada tahun 2014 ini, Japarti menyebut ada beberapa point, diantaranya pengaspalan jalan jurusan Dusun Gumantar ke Dasan Beleq, Buka jalan lintas Desa dari Dusun Dasan Tereng Desa Gumantar ke Dusun Dompo Indah Sambik Jengkel Desa Selengen melalui program MP3KI PNPM-MPd serta program penghijauan di sumber mata air Lokok Bikuk Dusun Gumantar sebanyak 1.000 bibit pohon Mahoni dan jati putih.

Selain itu,pembangunan sanitasi MCK plus di Dusun Gumantar dan Dusun Kelanjuhan, Rehabilitasi Irigasi Pawang Kates, PDAM untuk Dusun Boyotasn Asli, Boyotan Proyek dan Pawang Baturan. Kemudian rabat jalan di Dusun Boyotan Proyek melalui dana PNPM-MPd. (Eko). Sumber: www.suarakomunitas.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar