LOMBOK UTARA, PrimadonaNews - Memasuki pertengahan musim penghujan tahun ini, jalur jalan kawasan hutan lindung Pusuk, atau perbatasan antara kabupaten lombok barat dengan lombok utara kembali menjadi daerah yang sangat rentan ditimpa kejadian tanah longsor dan ambrolnya ruas jalan, seperti yang telah terjadi lebih dari tiga kali selama musim hujan ini.
Kondisi jalan yang berada diantara tebing dan bukit yang tanahnya lentur, minim pohon penyangga ditambah dengan menggundulnya hutan dibantaran pegunungan pusuk, menjadikan aliran air hujan bebas menggerus tanah dan bebatuan yang menyebabkan kejadian longsor kerap mengancam para pengguna jalan jalur dikawasan tersebut.
Kepala badan Penanggulangan Bencana Daerah KLU, Heriyanto,SP yang ditemui wartawan beberapa hari lalu menyebutkan, sedikitnya terdapat sebanyak 13 titik rawan longsor berupa gundukan batu cadas bercampur tanah labil yang menyangga pohon-pohon besar disepanjang kawasan pusuk mulai di KM 5 hingga KM 12 dari arah utara menuju kota mataram.
“titik longsor tersebut disebabkan akibat tidak adanya proses pegetasi tumbuhan yang mengikat tanah, dan akibat abrasi dan aktivitas perambahan hutan yang menyebabkan kegundulan hutan diatas pusuk,” jelas Heriyanto.
Kepala BPBD Heriyanto menyatakan, akibat kerusakan hutan itu, kejadian longsor tidak bisa dihindari, kecuali dilakukan upaya-upaya rehabilitasi kawasan hutan. Selain itu untuk mencegah timbulnya korban jiwa, jalur pusuk harus diperlebar serta pembuatan drainase aliran air hujan.
Sementara itu terkait fungsi tanggap kebencanaan BPBD lombok utara diwilayah kawasan pusuk, heriyanto mengatakan, pihaknya telah membangun berkoordinasi dengan lintas sektor SKPD dalam memantau kawasan itu, agar tetap bersiaga dibeberapa ruas jalan pusuk termasuk menyiagakan alat-alat berat dari dinas PU.
Ia juga mengaku telah membuat pengumuman melalui radio pancar dan selebaran peringatan dini tentang penutupan jalan bekerjasama dengan dinas perhubungan jika terjadi hujan lebat.
Poto: kampungbalengku
Kondisi jalan yang berada diantara tebing dan bukit yang tanahnya lentur, minim pohon penyangga ditambah dengan menggundulnya hutan dibantaran pegunungan pusuk, menjadikan aliran air hujan bebas menggerus tanah dan bebatuan yang menyebabkan kejadian longsor kerap mengancam para pengguna jalan jalur dikawasan tersebut.
Kepala badan Penanggulangan Bencana Daerah KLU, Heriyanto,SP yang ditemui wartawan beberapa hari lalu menyebutkan, sedikitnya terdapat sebanyak 13 titik rawan longsor berupa gundukan batu cadas bercampur tanah labil yang menyangga pohon-pohon besar disepanjang kawasan pusuk mulai di KM 5 hingga KM 12 dari arah utara menuju kota mataram.
“titik longsor tersebut disebabkan akibat tidak adanya proses pegetasi tumbuhan yang mengikat tanah, dan akibat abrasi dan aktivitas perambahan hutan yang menyebabkan kegundulan hutan diatas pusuk,” jelas Heriyanto.
Kepala BPBD Heriyanto menyatakan, akibat kerusakan hutan itu, kejadian longsor tidak bisa dihindari, kecuali dilakukan upaya-upaya rehabilitasi kawasan hutan. Selain itu untuk mencegah timbulnya korban jiwa, jalur pusuk harus diperlebar serta pembuatan drainase aliran air hujan.
Sementara itu terkait fungsi tanggap kebencanaan BPBD lombok utara diwilayah kawasan pusuk, heriyanto mengatakan, pihaknya telah membangun berkoordinasi dengan lintas sektor SKPD dalam memantau kawasan itu, agar tetap bersiaga dibeberapa ruas jalan pusuk termasuk menyiagakan alat-alat berat dari dinas PU.
Ia juga mengaku telah membuat pengumuman melalui radio pancar dan selebaran peringatan dini tentang penutupan jalan bekerjasama dengan dinas perhubungan jika terjadi hujan lebat.
Poto: kampungbalengku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar