Mataram, - Semangat bangga menjadi orang Sasak, ketika sampai di pentas Nasional, karena Sasak dijadikan sebagai peradaban tua, Sehingga Sasak menjadi pusat budaya. Oleh karena itu, acara "Gugah Pusake" patut didukung dan Monumen Sasak harus terwujud. Hal ini dikatakan salah satu Datu (Raja=Sasak) Sile Dendeng, HL. Putrie dikediamannya kepada media ini, Minggu (18/11/2012).
Terbukti, dengan telah diakui bahwa, menurut HL. Putrie setiap mendapat undangan para Raja atau Sultan se Nusantara pada pentas Nasional, perwakilan Datu Sasak seperti Datu Sile Dendeng selalu mendapat penghormatan baik dalam penobatan seorang Raja atau Sultan seperti penobatan raja Kelungkung tahun 2010 lalu, dengan penghormatan untuk memberikan "Sembek Sletek" oleh Datu Sile Dendeng, karena dianggap yang tertua.
Bahkan saat Datu Sile Dendeng mendapat undangan rapat Raja atau Sultan Nusantara itu, merasa mengangkat marwah Sasak yang hilang. "Sasak ini memang luar biasa," sebut HL. Putrie yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwista Lombok Tengah.
Sementara, pada saat menerima kunjungan tim event organizer (EO) Peros 8 Dimensi, dalam kapasitas sebagai Datu Sile Dendeng, HL. Putrie menyambut baik dan memberikan semangat terhadap tim tersebut untuk melaksanakan sebuah event budaya dan tradisi Gugah Pusake dan Rowah Selametan Jalur BIL serta Pencanangan Monumen Sasak sebagai pemersatu dan simbul kedamaian di Gumi Sasak. Karena menurutnya bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai budayanya (Jas Merah).
Wujud kepedulian terhadap rencana event tersebut, HL. Putrie sempat mengajak tim Peros 8 Dimensi mengunjungi langsung salah satu situs makam dan petilasan peninggalan Datu Dendeng. Dalam perjalanan menuju situs tersebut yang tidak begitu jauh dari kediamannya, berada diatas sebuah bukit di wilayah desa Rambitan Lombok Tengah, HL. Putrie bercerita banyak tentang kisah situs tersebut hingga menambah perbendaharaan kisah sejarah budaya Lombok kepada tim Peros 8 Dimensi.
"Event ini harus didukung oleh semua komponen masyarakat suku Sasak, bilaperlu semua tokoh duduk bersama untuk ambil peran demi terwujudnya pembangunan Monumen Sasak sebagai icon kedamaian dan pemersatu suku Sasak. Sehingga tahap demi tahap cerita sejarah dan segala yang dianggap hilang mengenai Sasak akan segera terungkap," jelasnya.
HL. Putrie menambahkan, sikap Menak (Bangswan Sasak) yang memiliki sikap patuh dan taat kepada perintah dan larangan Allah (Pakem Menak Manik), juga sikap tutur kata, sikap berbusana dan sikap menghargai (Wirame, Wibusane dan Wirase), harus ditularkan kepada generasi penerus, sehingga marwah sebagai bangsawan Sasak tetap terjaga. "Sejatinya bangswan Sasak itu tidak hanya karena keturunan, Ia juga harus memiliki Pakem Menak Manik," ungkap Datu Sile Dendeng.
Sebagai Datu Sile Dendeng, HL. Putrie telah membuat konsep untuk memberikan kata sambutan pada acara tersebut nantinya akan membawakan tema yaitu "Telisik Sejarah Sasak".
Sedangkan Darmawan Jambong mewakili tim Peros 8 Dimensi dalam penjelasannya mengungkapkan bahwa acara tersebut akan melibatkan semua komponen masyarakat Sasak. Sebagai EO yang memfasilitasi acara tersebut, Ia mengaku telah melakukan pendeketan emosional kepada beberapa tokoh seperti para Datu, tokoh Adat, tokoh Agama. Sehingga diharapkan dengan begitu makna dari acara Gugah Pusake akan terwujud.
"Alhamdulillah, dari sebagian tokoh yang telah dihubungi hingga bertemu langsung dengan Datu Sile Dendeng, yang juga pejabat Kepala Dinas Pariwisata Loteng, menambah keyakinan bahwa acara tersebut akan membawa makna dan menghasilkan pembelajaran berharga terutama bagi masyarakat suku Sasak," ungkap Darmawan. www.mataramnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar