Lombok Utara - Puskesmas Desa Senaru Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, 26/2 menggelar rapat koordinasi dengan semua petugas kesehatan yang ada di lima desa yaitu, Senaru, Karang Bajo, Bayan, Loloan dan Desa Sambik Elen.
Kepala Puskesmas Senaru, Subardi dalam rakor tersebut mengatakan, untuk tahun 2014 ini ada dua program baru yang diluncurkan yatu Pencegahan Penanggulangan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (PPKTPA) dan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Essensial Terpadu (PKRT).
Terkait dengan Diver,S menurut Subardi masih ada desa yang belum mencapai target 100 persen. Dan untuk mengatasi hal tersebut perlu ditingkatkan kolaborasi antar petugas kesehatan dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Generasi Sehat dan Cerdas (PNPM-GSC). “Untuk penanganan balita kurang gizi perlu terus dijalin kolaborasi dengan petugas PNPM GSC”, pintanya.
Sementara Bidan Desa Loloan, Nurlaila dalam laporannya mengatakan, bahwa di Desa Loloan masih terdapat sekitar 22 anak Bawah Garis Merah (BGM). Hal ini disebabkan masih adanya balita yang tidak datang ke Posyandu serta balita sasaran belum naik berat badannya.
Terkait dengan hal tersebut, Subardi menyarankan agar para bidan yang ada di desa untuk terus melakukan pendekatan baik kepada ibu hamil ataupun ibu yang memiliki balita. Selain itu penyebab utama terjadinya BGM juga masih adanya muda-mudi yang kawin dibawah umur (kawin dini) sehingga menimbulkan resiko tinggi. “Dan saya minta kepada dokter yang ada di Puskesmas Senaru untuk membantu melakukan penyuluhan kepada remaja”, pinta Subardi.
Kepala Puskesmas Senaru, Subardi dalam rakor tersebut mengatakan, untuk tahun 2014 ini ada dua program baru yang diluncurkan yatu Pencegahan Penanggulangan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (PPKTPA) dan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Essensial Terpadu (PKRT).
Terkait dengan Diver,S menurut Subardi masih ada desa yang belum mencapai target 100 persen. Dan untuk mengatasi hal tersebut perlu ditingkatkan kolaborasi antar petugas kesehatan dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Generasi Sehat dan Cerdas (PNPM-GSC). “Untuk penanganan balita kurang gizi perlu terus dijalin kolaborasi dengan petugas PNPM GSC”, pintanya.
Sementara Bidan Desa Loloan, Nurlaila dalam laporannya mengatakan, bahwa di Desa Loloan masih terdapat sekitar 22 anak Bawah Garis Merah (BGM). Hal ini disebabkan masih adanya balita yang tidak datang ke Posyandu serta balita sasaran belum naik berat badannya.
Terkait dengan hal tersebut, Subardi menyarankan agar para bidan yang ada di desa untuk terus melakukan pendekatan baik kepada ibu hamil ataupun ibu yang memiliki balita. Selain itu penyebab utama terjadinya BGM juga masih adanya muda-mudi yang kawin dibawah umur (kawin dini) sehingga menimbulkan resiko tinggi. “Dan saya minta kepada dokter yang ada di Puskesmas Senaru untuk membantu melakukan penyuluhan kepada remaja”, pinta Subardi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar