Kamis, 28 Juni 2012

Kekeringan Mulai Landa Sejumlah Daerah di NTB


MATARAM - Memasuki musim kemarau tahun ini, sejumlah daerah di NTB mulai dilanda kekeringan. Dari data Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil (Dinas Sosial Dukcapil) mencatat sedikitnya lima desa sudah mengajukan permohonan penyuplaian air karena sudah dilanda kekeringan. Diprediksikan, puncak kekeringan di NTB mulai masuk sekitar Juli mendatang.

Demikian dikemukakan Kepala Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil NTB, Drs. Bachrudin, M.Pd, kepada Suara NTB Selasa (26/6) kemarin. ‘’Sudah ada sekitar lima desa yang mengajukan permintaan suplai air bersih karena mulai dilanda kekeringan,’’ sebut Bachruddin.

Dikatakannya, dari hasil pemetaan persoalan kekeringan memang menjadi langganan di beberapa daerah di NTB, termasuk Lombok Tengah bagian selatan, Lombok Timur, KLU dan dibeberapa lokasi di Lombok Barat. Selain itu dibeberapa daerah di Pulau Sumbawa tidak pernah luput dari kekeringan.

Untuk menanggulangi persoalan yang hampir menjadi pekerjaan rutin tahunan ini, pihaknya sudah meminta kabupaten/kota memetakan secara detail daerah atau titik yang rawan kekeringan. Dari data itu, akan dibagi titik yang menjadi tanggungan Dinas Sosial Provinsi dan tanggungan dinas terkait di kabupaten/kota. “Dari pemetaan itu kita akan bagi titik-titik penangannya. Mana yang ditanggung dinas sosial provinsi dan mana yang ditanggung kabupaten/kota,’’ujarnya. 

Namun biasanya lanjut Bachrudin, permintaan suplai air banyak diajukan pihak desa melalui kepala desa setempat. Seperti halnya permintaan dari lima desa yang masuk ke Disosdukcapil NTB. Sehingga pihaknya belum bisa langsung mendrop air tersebut, karena harus menunggu koordinasi dengan kabupaten setempat. Karena bisa saja jika memungkinkan dan disesuaikan dengan kemampuan kabupaten, penangannya diserahkan ke pemkab setempat.     

Disebutkan, lima desa yang mengajukan permintaan suplai air itu antara lain dua dari Lombok Timur yakni Desa Sekaroh dan Serewe, Lombok Tengah yakni Desa Bilelendo serta KLU. Menurutnya, sejumlah desa ini termasuk langganan kekeringan di NTB.

Dalam penanganan kekeringan, pihaknya hanya bertugas pada penanganan darurat, hanya mengisi kekurangan pada waktu kondisi kritis. Kalau penanganan permanen berupa pembangunan infrastruktur irigasi menjadi tugas PU. “Kendalanya,  daerah yang langganan kekeringan ini lokasinya sulit dan pola pemukimannya juga terpencar, sehingga kalau dibangun saluran irigasi sulit,”sebutnya.

Sedangkan pada tataran penanganan di lapangan, pihaknya mempunyai fasilitas tia mobil tangki dibantu kendaraan di masing-masing kabupaten/kota. Diakuinya, anggaran penanganan kekeringan masih minim di banding beratnya medan. Para pekerja bekerja dengan biaya seadanya, masing-masing pekerja hanya mendapatkan uang makan dan uang saku Rp 25 ribu per hari. Sedangkan biaya operasional kendaraan sekitar Rp 50 ribu. “Kalau dilihat medan dan beratnya pekerjaanya,ya bisa dibilang masih kurang,”ujarnya.

Sementara menyinggung kekurangan air bersih di Dusun Rasanggaro , Desa Manggeasi Kecamatan Dompu, pihaknya akan meminta kabupaten setempat untuk segera mendrop air bersih ke daerah itu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar