Lombok Utara - Kendati sudah banyak tulisan “Jangan Membuang Sampah Sembarangan”, namun hingga saat ini masih banyak ditemukan sampah di jalur pendakian ke Danau Segara Anak Gunung Rinjani.
Demikian dikatakan, salah seorang pemerhati pariwisata Kecamatan Bayan, Raden Sawinggih ketika ditemui dikdiamannya di Desa Bayan Kabupaten Lombok Utara. Menurutnya, sampah dijalur pendakian dari Desa Senaru Kecamatan Bayan masih banyak ditemukan berserakan yang seharusnya dibuang pada tempat-tempat yang sudah disediakan.
Seharusnya para pengelola wisata khususnya di Desa Senaru ikut serta menjaga kebersihan jalur wisata yang sudah terkenal hingga ke mancanegara ini, bukan membiarkan sampak berserakan. “Kita masih banyak menemukan sampah di buang sembarangan di jalur Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), dan ini merupakan tanggungjawab bersama terutama para pengelola wisata yang mengambil keuntungan dari keberadaan TNGR”, katanya.
Raden Sawinggih juga menyoroti penghasilan guide dan porter yang dinilai tidak sesuai dengan para pengelola wisata di Senaru, padahal guide dan porter merupakan salah satu ujung tombak kemajuan wisata. “Saya lihat penghasilan para guide dan porter masih belum berimbang bila dibandingkan dengan penghasilan para pengelola wisata, padahal kedua organisasi ini salah satu ujung tombak dalam memajukan pariwisata”, katanya tanpa menyebutkan perbandingan penghasilannya.
Karenanya, R. Sawinggih mengharapkan, untuk menjaga citra TNGR, maka perlu sampah-sampah yang berserakan ini dibersihkan serta para porter dan guide diperhatikan kesejahteraannya dan bila perlu diasuransikan.
Demikian dikatakan, salah seorang pemerhati pariwisata Kecamatan Bayan, Raden Sawinggih ketika ditemui dikdiamannya di Desa Bayan Kabupaten Lombok Utara. Menurutnya, sampah dijalur pendakian dari Desa Senaru Kecamatan Bayan masih banyak ditemukan berserakan yang seharusnya dibuang pada tempat-tempat yang sudah disediakan.
Seharusnya para pengelola wisata khususnya di Desa Senaru ikut serta menjaga kebersihan jalur wisata yang sudah terkenal hingga ke mancanegara ini, bukan membiarkan sampak berserakan. “Kita masih banyak menemukan sampah di buang sembarangan di jalur Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), dan ini merupakan tanggungjawab bersama terutama para pengelola wisata yang mengambil keuntungan dari keberadaan TNGR”, katanya.
Raden Sawinggih juga menyoroti penghasilan guide dan porter yang dinilai tidak sesuai dengan para pengelola wisata di Senaru, padahal guide dan porter merupakan salah satu ujung tombak kemajuan wisata. “Saya lihat penghasilan para guide dan porter masih belum berimbang bila dibandingkan dengan penghasilan para pengelola wisata, padahal kedua organisasi ini salah satu ujung tombak dalam memajukan pariwisata”, katanya tanpa menyebutkan perbandingan penghasilannya.
Karenanya, R. Sawinggih mengharapkan, untuk menjaga citra TNGR, maka perlu sampah-sampah yang berserakan ini dibersihkan serta para porter dan guide diperhatikan kesejahteraannya dan bila perlu diasuransikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar