Senaru - Menimba ilmu bukan saja dibangku sekolah, namun dapat diperoleh dari berbagai pengalaman yang dapat dikembangkan ditengah-tengah masyarakat yang lambat laun dapat menghasilkan sesuatu yang diinginkan, bahkan dapat membantu perekonomian keluarga.
Hal ini dapat dibuktikan oleh Resi Budiana, salah seorang warga Dusun Tumpangsari Desa Senaru Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara. Resi Budiana yang biasa disapa embak Resi ini lahir pada tanggal 13 Juli 1988 di Desa Dangiang Kecamatan Kayangan. Selepas SMA pada tahun 2007, Resi sempat tidak memiliki pekerjaan hingga menemukan jodohnya pada akhir Desember 2008.
Setelah menikah dengan laki-laki pujaan hatinya yang bernama Syamsudin, ia diboyong ke Desa Senaru. Dan atas seizing suami, pada tahun 2011, Resi bergabung dengan sebuah organiasi perempuan yang belakangan dikenal dengan Woman Guide. Dari organisasi guide inilah Resi terus menimba ilmu dan mulai belajar bahasa Inggris.
Organisasi Guide bagi kaum perempuan ini bertugas untuk mengantar para tamu asing ke beberapa obyek wisata lokal yang ada di Desa Senaru khususnya dan Kecamatan Bayan umumnya. “Kami berusaha memperkenalkan budaya yang dimiliki oleh Desa Senaru dan Kecamatan Bayan. Dan bagi ibu-ibu yang tidak bisa berbahasa Inggris diarahkan untuk membuat kerajinan tangan dan kuliner untuk dijual ke para tamu mancanegara.
Pada tahun 2012, Resi terpilih sebagai Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) Desa Senaru. Dengan terpilihnya sebagai KPMD, pengalaman dan wawasanpun semakin bertambah, karena sering mengikuti berbagai pelatihan dan pertemuan baik ditingkat desa, kecamatan, kabupaten ataupun pertemuan ditingkat provinsi. “Saya mulai banyak mengenal beberapa lembaga pemberdayaan seperti, YLKMP, Acces dan lembaga-lembaga pendamping lainnya”, kata Resi.
Pengalaman yang didapatkan bukan saja dikembangkan untuk dirinya sendiri, tapi juga dikembangkan pada kelompok perempuan organisai Woman Guide yang dipimpinnya. “Semua ilmu yang saya peroleh dari KPMD saya terapkan kembali ke kelompok Woman Guide sehingga sedikit demi sedikit terus mengalami kemajuan”, jelasnya.
Pengalaman lain, lanjut Resi dirinya berhasil kompetisi dalam menentukan perjalaannya menuju ke luar daerah kabupaten yaitu ke Pulau Sumbawa untuk mengikuti lomba pemamfaatan lahan pekarangan untuk penghijauan. “Memang saat lomba saya tidak berhasil meraih juara, tapi ditempat tersebut saya banyak bertemu dengan kawan-kawan yang sudah berhasil dalam pemamfaatan penghijauan pekarangan dan bertukar pengalaman. Dan hasil ini saya terapkan di Desa Senaru yang diawali dengan penghijauan pemamfaatan halaman kantor desa dan Posyandu”, katanya.
Selain itu, Resi kini mulai mengembangkan pengalamannya kepada warga lingkungannya serta terus menerus membina kelompok perempuan bagiamana memamfaatkan pekarangan untuk menanam kebutuhan sehari-hari dengan menggunakan pot atau polibek. “Kan selama ini banyak perempuan yang kadang-kadang mengantungkan hidup rumah tangganya dengan penghasilan dari suami, namun setelah dibina, sedikit demi sedikit mulai berubah, dan mampu membantu ekonomi keluarga”, jelasnya.
Karena pengalamannya itu Resi dipercaya memfasilitasi pertemuan Musyawarah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Des) Desa Senaru dan banyak memberikan masukan kepada peserta terutama terkait dengan kemajuan kaum perempuan. “Selama ini kaum perempuan kurang mendapat kesempatan untuk mengusulkan berbagai kebutuhannya dalam membangun desa. Jadi dengan ikut di berbagai organisasi suara perempuan mulai didengar dan dapat terakomodir dalam penyusunan RPJMDes”, tegasnya.
Belajar dan terus belajar, inilah yang dilakukan Resi Budiana sehingga tak heran dari ilmu yang dperoleh dari para senior dapat dikembangkan ditengah-tengah lingkungannya yang hasilnya dapat membantu perekonomian keluarga.
Hal ini dapat dibuktikan oleh Resi Budiana, salah seorang warga Dusun Tumpangsari Desa Senaru Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara. Resi Budiana yang biasa disapa embak Resi ini lahir pada tanggal 13 Juli 1988 di Desa Dangiang Kecamatan Kayangan. Selepas SMA pada tahun 2007, Resi sempat tidak memiliki pekerjaan hingga menemukan jodohnya pada akhir Desember 2008.
Setelah menikah dengan laki-laki pujaan hatinya yang bernama Syamsudin, ia diboyong ke Desa Senaru. Dan atas seizing suami, pada tahun 2011, Resi bergabung dengan sebuah organiasi perempuan yang belakangan dikenal dengan Woman Guide. Dari organisasi guide inilah Resi terus menimba ilmu dan mulai belajar bahasa Inggris.
Organisasi Guide bagi kaum perempuan ini bertugas untuk mengantar para tamu asing ke beberapa obyek wisata lokal yang ada di Desa Senaru khususnya dan Kecamatan Bayan umumnya. “Kami berusaha memperkenalkan budaya yang dimiliki oleh Desa Senaru dan Kecamatan Bayan. Dan bagi ibu-ibu yang tidak bisa berbahasa Inggris diarahkan untuk membuat kerajinan tangan dan kuliner untuk dijual ke para tamu mancanegara.
Pada tahun 2012, Resi terpilih sebagai Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) Desa Senaru. Dengan terpilihnya sebagai KPMD, pengalaman dan wawasanpun semakin bertambah, karena sering mengikuti berbagai pelatihan dan pertemuan baik ditingkat desa, kecamatan, kabupaten ataupun pertemuan ditingkat provinsi. “Saya mulai banyak mengenal beberapa lembaga pemberdayaan seperti, YLKMP, Acces dan lembaga-lembaga pendamping lainnya”, kata Resi.
Pengalaman yang didapatkan bukan saja dikembangkan untuk dirinya sendiri, tapi juga dikembangkan pada kelompok perempuan organisai Woman Guide yang dipimpinnya. “Semua ilmu yang saya peroleh dari KPMD saya terapkan kembali ke kelompok Woman Guide sehingga sedikit demi sedikit terus mengalami kemajuan”, jelasnya.
Pengalaman lain, lanjut Resi dirinya berhasil kompetisi dalam menentukan perjalaannya menuju ke luar daerah kabupaten yaitu ke Pulau Sumbawa untuk mengikuti lomba pemamfaatan lahan pekarangan untuk penghijauan. “Memang saat lomba saya tidak berhasil meraih juara, tapi ditempat tersebut saya banyak bertemu dengan kawan-kawan yang sudah berhasil dalam pemamfaatan penghijauan pekarangan dan bertukar pengalaman. Dan hasil ini saya terapkan di Desa Senaru yang diawali dengan penghijauan pemamfaatan halaman kantor desa dan Posyandu”, katanya.
Selain itu, Resi kini mulai mengembangkan pengalamannya kepada warga lingkungannya serta terus menerus membina kelompok perempuan bagiamana memamfaatkan pekarangan untuk menanam kebutuhan sehari-hari dengan menggunakan pot atau polibek. “Kan selama ini banyak perempuan yang kadang-kadang mengantungkan hidup rumah tangganya dengan penghasilan dari suami, namun setelah dibina, sedikit demi sedikit mulai berubah, dan mampu membantu ekonomi keluarga”, jelasnya.
Karena pengalamannya itu Resi dipercaya memfasilitasi pertemuan Musyawarah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Des) Desa Senaru dan banyak memberikan masukan kepada peserta terutama terkait dengan kemajuan kaum perempuan. “Selama ini kaum perempuan kurang mendapat kesempatan untuk mengusulkan berbagai kebutuhannya dalam membangun desa. Jadi dengan ikut di berbagai organisasi suara perempuan mulai didengar dan dapat terakomodir dalam penyusunan RPJMDes”, tegasnya.
Belajar dan terus belajar, inilah yang dilakukan Resi Budiana sehingga tak heran dari ilmu yang dperoleh dari para senior dapat dikembangkan ditengah-tengah lingkungannya yang hasilnya dapat membantu perekonomian keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar