Kamis, 28 Juni 2012

Dikabari Meninggal di Arab Saudi, Keluarga TKW di Bima dan Dompu Resah

Satu persatu Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di luar negeri termasuk Arab Saudi dikabarkan meninggal dunia. Setelah sebelumnya, Hajrah (36) asal Kecamatan Kabupaten Bima, pada Senin (25/6), Sarafiah binti Ahmad (28) juga dikabarkan meninggal dunia. Hanya saja, keluarga di Desa Tambe, Kecamatan Bolo masih merasa resah pasalnya kabar tersebut masih simpang siur.

Sementara Nurjanah, warga Konte Kecamatan Kempo Dompu yang menjadi TKW di Arab sejak 2 tahun silam, juga dikabarkan meninggal dunia. Informasi meninggalnya Nurjanah ini membuat keluarga panik. Namun informasi ini terbantahkan ketika nomor telepon pemberi informasi dihubungi kembali diketahui Nurjanah hanya dipenjara 2,5 tahun atas tuduhan pembunuhan.

 Informasi yang diperoleh Suara NTB dari para keluarga TKW di dua kabupaten tersebut, Selasa (26/6) kemarin menyebutkan, kerabat dekat seorang korban, Nurlaila, menyebutkan kabar meninggalnya korban diterima pihaknya pada Senin setelah dikabarkan oleh mertua korban di Kecamatan Kempo, Kabupaten Dompu.

Dalam percakapan telepon, mertua korban menyebutkan bahwa ada dua orang TKW yang meninggal dunia di Arab Saudi, satu diantaranya adalah Sarafiah. Hanya saja belum dipastikan apakah yang meninggal ini benar-benar Sarafiah keponakannya atau orang lain.

Masih sesuai kabar, saat ini jenazah korban sudah di Mataram dan dititip di RSUP NTB. Pihaknya pun sudah mencoba menelusuri dengan menghubungi kerabat yang bekerja di RSUD Bima. Namun dari sejumlah kerabat yang dihubungi hampir semua mengabarkan bahwa saat ini tak ada jenazah dari Arab Saudi khususnya yang bernama Sarafiah yang dititip di RSUP NTB. “Sudah dicek lewat telepon ke sana, tapi katanya ndak ada jenazah yang dititip,” ujar Nurlaila.

Menyusul kabar simpang siurnya kabar ini pihaknya pun merasa resah. Oleh karenannya saat ini pihaknya menunggu kabar dari pemerintah maupun pihak PJTKI (Pengerah Jasa Tenaga Kerja Indonesia) yang memberikan informasi jelas dan resmi. Termasuk penyebab kematiannya, jika memang benar-benar sudah meninggal dunia. “Kalau memang benar sudah meninggal, kami minta pemerintah maupun pengurus perusahaan untuk mengantar jenazah anak kami (korban, red),” ucap Nurlaila sambil menahan tangis. Saat ini, suami korban, Nasarudin, juga tengah mengecek kebenarannya ke Disnakertrans Kabupaten Dompu karena memang korban berangkat dengan alamat di Kabupaten Dompu.

Penuturan yang sama juga diungkapkan oleh Sekdes Tambe, Saharudin. Menurut Saharudin, kemarin memang ada informasi yang sampai ke keluarga korban yang mengabarkan Sarafiah meninggal dunia. Hanya saja hingga kini masih simpang siur. Baik dari yang memberangkatkan belum ada pemberitahuan resmi. “Atas berita ini, kami meminta agar pihak terkait untuk segera memberikan pemberitahuan resmi,” ujarnya.

Apalagi korban berangkat ke Arab Saudi hampir 3 tahun lalu. Selama hampir 3 tahun korban tak pernah memberikan kabar baik kepada suami maupun di Dompu. Ditanyai mengenai upaya pihak Desa guna berkoordinasi ke Disnakertrans Kabupaten Bima, Saharudin, menyebutkan pihaknya tak tahu pasalnya korban tak berangkat melalui Kabupaten Bima.

Menyusul adanya kabar dimaksud, sontak kediaman orang tua korban yang terletak di RT 04 RW 02 Desa Tambe, sejak Senin malam didatangi oleh warga dan para tetangga termasuk pengurus desa. Mereka datang
guna memberikan rasa bela sungkawa dan dukungan bagi keluarga yang ditinggalkan. Tak sedikit diantara yang  datang juga menitikkan air mata.

Sarafiah berangkat menuju Arab Saudi sekitar 2 tahun 8 bulan lalu melalui PT Bantal Perkasa, Dompu. Ia berangkat meninggalkan suami dan anak perempuan berusia 7 tahun. Hanya saja, baik suami maupun keluarga tak tahu jenis pekerjaan korban di Arab  Saudi. Selama berangkat ke Arab Saudi pun korban tak pernah memberikan kabar baik ke suami maupun keluarga. Sontak setelah adanya kabar tersebut keluarga pun merasa resah dan menunggu kejelasannya.

Diduga Dipenjara

Sementara itu, Farid, keluarga TKW Nurjanah, menuturkan, kabat kematian Nurjanah segera terbantahkan, menyusul nomor telepon pemberi informasi dihubungi kembali diketahui Nurjanah hanya dipenjara 2,5 tahun atas tuduhan pembunuhan. Katanya, Nurjanah menjadi TKW di Arab Saudi sejak 2 tahun lalu dan berangkat melalui PT Aria Duta Bersama Sumbawa. Pihaknya mendapat informasi bahwa Nurjanah meninggal dunia karena ditembak mati Polisi setempat. “Ini yang membuat keluarga panik. Informasi ini masih simpang siur,” katanya mengakui.

Firman Abdullah dan Aminah, kedua orang tua Nurjanah yang ada di Dusun Doro Maria Desa Konte Kecamatan Kempo mendapat informasi anaknya meninggal dari Farina 4 hari yang lalu. Mereka pun panik mendengar kabar itu, apalagi mereka tidak punya nomor yang bisa dihubungi untuk mengetahui kabar anaknya.

Namun pihak keluarga baru merasa lega setelah pemberi informasi ditanyai aparat dan nomor telepon yang memberikan informasi dihubungi kembali. Tajwed, warga yang sempat bicara langsung dengan Nurjanah melalui sambungan telepon internasional, Selasa (26/6) kemarin, mengatakan, Nurjanah masih hidup. Ia hanya dipenjara di Mesir atas tuduhan pembunuhan dengan hukuman penjara 2,5 tahun. Nurjanah dipenjara bersama 15 orang TKW Indonesia lainnya yang bersama-sama dalam satu perusahaan. “Berdasarkan pengakuannya lewat telepon, mereka dipenjara 15 orang, karena mereka salah pencet tombol yang mengakibatkan pekerja lainnya meninggal dunia. Sementara 15 orang pekerja tersebut tidak ada yang mengaku memencet tombolnya, sehingga mereka semua dihukum atas tuduhan pembunuhan,” jelas Tajwed.

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Dompu, H. Burhan, SH yang dihubungi, mengaku belum mendapatkan informasi ada TKW asal Dompu di Arab Saudi maupun di Negara lain yang meninggal dunia. “Kalaupun ada TKI kita yang meninggal dunia, pasti akan dikabari secara berjenjang oleh KBRI. Sejauh ini belum ada kabarnya,” katanya. (use/ula) Sumber: suarantb.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar