Minggu, 08 Januari 2012

Cuaca Buruk, TNGR Tutup Jalur Pendakian Rinjani

LOMBOK UTARA, PrimadonaNews -Terjadinya perubahan cuaca ekstrim dan pengaruh musim penghujan panjang diwilayah NTB sejak beberapa bulan terakhir menyebabkan pihak Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menutup berbagai aktivitas pariwisata khususnya kegiatan pendakian gunung Rinjani sejak beberapa hari ini.

Penutupan aktivitas pendakian digunung Rinjani itu, membuat sejumlah pengelola jasa pendakian dan porter dikawasan pintu masuk gunung rinjani khawatir akan menyebabkan stagnasi ekonomi masyarakat sekitar.

Kepala Bidang Pariwisata Dishubparkominfo KLU, Drs.Abdul Azis Abubakar, yang dikonfirmasi pewarta Suarakomunitas mengatakan, tanggal 5 januari 2012, TNGR telah bersurat ke Dishubparkominfo, yang memberitahukan penutupan sementara jalur pendakian dirinjani, akibat terjadinya cuaca buruk, yang disertai hujan dan angin kencang sejak awal januari yang dikhawatirkan menimbulkan korban jiwa.

Lebih lanjut Abdul Azis mengatakan,penutupan aktivitas pendakian tersebut bersifat sementara seperti tahun lalu, mulai dari bulan januari hingga maret 2012 dan rencananya dibuka kembali pada awal April 2012, sesuai dengan perkembangan kondisi cuaca.

Dan terkait penghentian pendakian digunung rinjani tersebut, “saat ini kami mulai menginformasikan kepada perusahaan dan hotel serta para pengelola travel agent agar tidak menjual paket tracking atau pendakian bagi wisatawan,” jelas Abdul Azis.

Sementara itu Sumatim, salah seorang pelaku usaha travel agen di kawasan Senaru mengatakan, ditutupnya aktivitas pendakian rinjani ini, tentu akan memberikan dampak pada ekonomi masyarakat sekitar, terutama bagi para pelaku usaha travel dan jasa poter, dan bisa dipastikan pendapatan pelaku wisata akan menurun.

Menurut Sumatim, saat cuaca normal dan hari-hari biasa, atau high season, jumlah pendaki bisa meningkat, bahkan mencapai 100 orang lebih setiap bulannya, sementara, saat masa low season, jumlah pendaki setiap harinya hanya mencapai 50 hingga 70 orang per bulannya.

Penutupan kativitas wisata pendakian itu membuat masyarakat pengelola jasa wisata setempat sementara beralih profesi menjadi buruh tani, atau mencari pekerjaan sampingan untuk menghidupi keluarga hingga dibukanya kembali pendakian di Taman Nasional Gunung Rinjani. (buce) www.suarakomunitas.net
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar